Rabu, 30 Desember 2009

I LOVE JAKARTA TODAY TOOOOO MUCH……

Bismillahirrohmanirrohim……



Ahad, 27 Desember 2009, Alhamdulillah, aku cintaaa banget sama Jakarta hari ini, hehe…. Saking cintanya kata too nya kebanyakan huruf o ya? Ga pa pa ya? Please….



Begitu keluar rumah, sudah menghirup udara yang segeeer… banget, jalanan lengang ngang ngang… niatnya mau ngikutin acara car free day di thamrin, eh… begitu sampe perempatan udah ketemu sama sekelompok anak muda pake atribut olahraga, ada yang foto foto, ada yang nenteng sarapan pagi, yaah… telat ni ceritanya… hehe…. Tambah semangat ni….




Seperti biasa, naik metromini duduk di deretan bangku paling depan di samping jendela, dan…. Eh… sopirnya wajahnya sudah familiar, gak kenal sih, but….nyaman aja….



Mengenai duduk di bangku paling depan (selagi kosong tentunya), membuat mood makin nyaman aja, melihat tiap ruas jalan dengan segala atribut kemacetan Jakarta lengkap dengan pedagang asongan dan pengamennya. Tapi, sewaktu di metromini tadi pagi terlintas sebuah pikiran, kapan kapan aku mau duduk di bangku paling belakang ah, menikmati suasana metromini, dengan berbagai ekspresi muka dan dandanan penumpangnya, sometimes… it’s make me happy…. Kebiasaan baru, kalau mood sedang kurang bagus, naik metromini jurusan blok m, yang bisa duduk tentunya, nikmati suasana, dan alhamdulillah…. Mood membaik.



----------------------------



Kerk….kerk…..ku angkat handphone, “yut…. Aku otw ya….!” Terdengar suara sahabatku di ujung sana di tingkahi suara bajaj. “yaaa…..oke….” sahutku sambil melanjutkan melihat lihat jejeran koran di atas bangku semen di depan terminal blok m.



“Hai….you looks so cute…..” sapaku ketika melihat sahabatku tertawa tawa mendatangiku dengan padanan kaos, jeans, jilbab biru dan topi rajutan di kepalanya. “hehe….makasiiiih…. kita naik apa ni? Emang acaranya apaan? Di mana?” cecar sahabatku sambil menggoyang goyangkan kepalanya riang.



“acaranya car free day, untuk Jakarta di pusatkan di sepanjang jalan thamrin say, jadi bebas, mau sepedaan, mau jalan santai, yang penting bebas polusi, waduh… ngebayanginnya aja udah nyaman ni, so, kita ke Bundaran HI aja ya… naik apa dong?”



“Kita naik P19 aja kalo gitu, tuh, bisnya, yok….” Kamipun berlari lari kecil bergegas menuju bis.


---------------------



“Yak… sampai di sini ya! Jalanan ditutup! “ teriak kondektur bis. “wah, say…. Bener bener car free day ni….yuks….” kami meloncat turun dari bus dan melihat papan pengumuman thamrin ditutup untuk kendaraan (kecuali busway) dari jam 06.00 – 12.00 WIB.



Waah… indah nian Jakarta…. Muda mudi, tua muda, besar kecil, tumpah ruah memadati jalanan, dengan berjalan maupun bersepeda. Bahkan pak polisi pun berame rame bersepeda.




“Hei…..hahahaha…. lihat lihat…. Lucu bangets….hahahaha….” sambil tertawa lebar tanganku menunjuk orang yang bersepeda dengan cara sangat unik bin ajaib. Dengan pakaian ala boneka sawah dia mengayuh sepedanya yang tinggiiiii banget… kayak egrang gitu deh…. Asyik banget lihatnya…. Bebas…. Lepas…..



--------------------------------



“Yah…. Coba tadi bawa buku sketsa ya….” Sambil menjulurkan kaki sahabatku mulai mengeluarkan kertas dan pensil, mulai mengarahkan pandangannya ke arah air mancur di Bundaran HI.



Melihat sahabatku yang asyik membuat sketsa, aku mulai mengarahkan pandangan ke sekitar Bundaran HI. Hehe… lucu melihat tingkah polah orang orang dengan berbagai pose di depan kamera. Begitulah full of ekspression…..



Jakarta hari ini….hmm…. so nice…. So beautiful…. Kita bisa bebas melenggang di tengah jalan seakan akan kita lah pemilik jalan, jauh dari keruwetan, kebisingan, kemacetan. Melihat gedung gedung tinggi yang hari ini kelihatan ramah, (hei… itu gramedia say…. Kelihatan dari sini… kita kemaren puyeng nyarinya…hehe….), menikmati taman kota dengan tenang, duduk dengan nyaman di pinggir air mancur Bundaran HI. I love Jakarta today…..Alhamdulillah…..



-----------------------



Makasih ya say, udah nemenin iyut hari ini, eh…. Ntar gambarin iyut orang pake sepeda egrang tadi ya…. Hehe…. Unik…. Iyut kan gak jago gambar....

-----------------------------


Sahabatku ladang hatiku

Telah kau tunjukkan betapa banyak tanaman

Yang tumbuh hijau berseri dengan segala aroma daun

Tanaman kumis kucing dengan bunganya

yang putih berbentuk cemara

Sebagai tanaman obat

Tanaman melati yang tumbuh tinggi menawarkan keharumannya

Pohon cherry yang lebat buah dan manis rasanya, yang akhirnya tumbang tertiup angin

Sahabatku kau ajarkan kepadaku dengan penuh kasih, arti semangat hidup

Sahabatku ladang hatiku………

Ku pungut buah pikiranmu dari ladangmu Dengan menyerap energi tuk selalu memberi Yang kau punya

Dengan segala cita dan romansa cinta

Sahabatku…. ladang hatiku…..Ku mohon,

Maafkan aku bila selama ini mengabaikan mu

Sahabatku

Mari kita saling memperkaya jiwa yang ada


DI LANTAI DASAR

Bismillahirrohmanirrohim….

Jumat, 25 Desember 2009, Setelah bolak balik melihat menu di lantai dasar sebuah pusat pertokoan, kami memutuskan memesan menu pasundan. “Mbak, paket 2, batagor 1, teh manis hangat 2 dan jus mangga sama jus sirsak ya….kami duduk di sana ya….” Ujar sahabatku menjelaskan pesanan kami kepada mbak manis penjaga warung yang kami pilih. “ya Mbak, nanti di antar…” Jawab Mbak bermuka manis itu.



“Lama juga pesanannya datang, daripada diem aja, kita bikin refleksi tentang teman yang ada di hadapan kita yok, caranya sama dengan kemaren, mulai ya….”, dengan segera kami mulai menggoreskan spidol warna warni ke dalam sehelai kertas, eh.. separo kertas ding….



“Udah ni say…. Kayak kemaren ya? Di refleksikan dalam sebuah gambar?” tanyaku sambil meminta tambahan kertas. “ Yoi…. Nih….boleh gambar orang tersenyum, pohon, rumah, apa saja” jawab sahabatku sambil mengangsurkan kertas.



Waktu itu, terus terang aku belum tahu apa yang musti ku gambar, memang pada dasarnya kurang imajinatif kali ya…. Disaat jeda dan kami sedang sama sama berfikir, dia mulai bercerita tentang sesuatu yang sekarang sedang di alaminya, dan seperti biasa, bola matanya bersinar sinar dengan artikulasi yang sangat pas dan tidak monoton sehingga kami berkali kali tertawa bersama, saat ku tatap dua bola matanya, tahulah yang saat itu hendak ku gambarkan pada dirinya. Setelah kami selesai menghabiskan segelas jus, kami mulai menekuri kertas masing masing.



“selesai…..” kataku. “ayok.. iyut duluan yang cerita.

“Oke…. Ini say….iyut gambar cermin dengan wajah orang tersenyun di tengahnya, artinya, kamu adalah sosok yang menjadi cermin buat iyut agar iyut tetap tersenyum, menjadi cermin di mana iyut belajar memperbaiki diri agar selalu semangat menjalani hari. Kemudian ada gambar daun merambat di pinggir bawah cermin, kamu berulangkali mengatakan kepada iyut agar berani keluar dari kotak tapi tetap dengan akal sehat itulah mengapa gambar daunnya warnanya hijau. “.

“terus, itu segitiga di atas cermin apaan?” tanyamu lagi. “itu, adalah cita cita….ya, kamu ngajarin iyut untuk berani bercita cita, gitu…. Sekarang gantian liat gambar kamu dong”



“aku gambar ini yang artinya , iyut itu murah senyum, pemurah, ringan tangan menolong orang yang membutuhkan.”

“Yaik…. Iyut kayak gitu ya?.......



“Ya, dan kamu tidak perlu mencari cahaya dari luar, karena cahaya itu telah kita punya dan masing masing ada pada diri kita, yaitu Al qur’an, pelajari dan pahami makna yang terkandung dalam arti dan symbol yang tertera dalam Alqur’an, aplikasikan dalam kehidupan yang akan kita jalani untuk masa yang akan datang, sehingga kita akan bisa menyerap cahayanya, sama sama berusaha ya….semangad!!” kepal tanganmu sambil tersenyum riang.



“Oke….tapi untuk saranmu agar iyut berani untuk keluar dari kotak….. iyut belum tahu maknanya loh! Jadi,….. ajarin yak! “ senyumku. “oke…insyaallah…eh udah jam 4 nih, kita cabut yok… aku ada janji sama temen di Blok M Square jam 5, nanti di sambung lagi”

----------------------


ku pandangi aura guruku dengan penuh cinta, yang menyadarkanku,

Betapa indah setiap abjad yang tertera dalam kitabku

Tak kuasa ku menahan luapan rasaku untuk memeluknya dalam ruhku


Ku ingin lebih mencintainya dengan segenap kemampuanku

Ya Rabb, hamba mohon ridho Mu

Untuk mempermudah jalan dan ikhtiar yang sedang ku tempuh di usia yang semakin berbilang dengan waktu

Ya Rabb…. Hamba mohon yang terbaik menurut Engkau

Kemudian ku pandangi seraut wajah dari bunda sahabatku

Kelembutannya mampu melumerkan egoku

Sorot mata yang teduh menghangatkan hariku saat itu

Aku sangat bersyukur dipertemukan dengan lingkunganku

Yang telah menjembatani aura kelabuku

Dengan penuh kelembutan berjuta dan cinta

Yang telah diberikan kepadaku dengan berjuta empati

Aku bahagia………

Segala puji bagi Rabb semesta raya